Materi Lingkungan: LIMBAH
JENIS LIMBAH DAN
PENANGANANNYA
Manusia dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya tidak bisa lepas dari yang namanya lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, lingkungan ini harus tetap dijaga supaya manusia dan makhluk hidup lainnya dapat hidup sehat lebih lama.
Namun, dalam perkembangan penduduk, baik dari
hal kebutuhan hidup, bertambahnya penduduk, hingga sifat serakah manusia
terhadap lingkungan hidup dan sekitarnya. Semua hal yang berkaitan dengan
perkembangan penduduk terutama sifat serakah manusia membuat lingkungan hidup
menjadi terganggu. Bahkan, lingkungan hidup yang terganggu ini dapat membuat
keseimbangan yang ada pada lingkungan hidup menjadi tidak seimbang.
Salah penyebab terjadinya ketidakseimbangan lingkup adalah banyaknya limbah-limbah yang dihasilkan atau disebabkan oleh kegiatan manusia sehari-hari. Limbah-limbah yang ada di sekitar kita bisa menyebabkan kesehatan kita terganggu, bahkan bisa merusak mata rantai dalam suatu ekosistem. Oleh karena itu, mengetahui atau mengenali pengetahuan tentang limbah sangat diperlukan oleh setiap orang.
Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) limbah adalah
sisa proses produksi; Bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian; Barang rusak atau
cacat dalam proses produksi. Sedangkan di dalam pasal 1 butir 20 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
limbah adalah sisa usaha dan atau kegiatan.
Berdasarkan komponen penyusunnya, limbah dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu limbah organik dan limbah anorganik.
1.
Limbah Organik
Limbah
organik adalah limbah yang berasal dari makhluk hidup yang mudah diuraikan
secara alami dan mudah membusuk. Contoh-contoh dari limbah organik, seperti
dedaunan yang jatuh ke tanah, rumput, sisa-sisa makanan, kulit sayur-sayuran
dan buah-buahan, kotoran manusia dan kotoran hewan, dan tulang-tulang hewan. Pada umumnya, limbah-limbah organik yang
sering kita lihat berasal dari rumah, restoran, hotel, dan pertanian. Limbah
organik dapat dimanfaatkan menjadi pupuk kompos dan sumber energi alternatif
yang disebut biogas.
2.
Limbah Anorganik
Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari sisa-sisa aktivitas manusia dan limbah ini sangat susah terurai secara alami dan pembusukan secara alami. Limbah tersebut berasal dari sumber daya alam (SDA) yang tidak dapat diperbarui atau yang berasal dari pertambangan, seperti minyak bumi, batu bara, besi, timah dan nikel. Limbah anorganik umumnya berasal dari kegiatan industri tetapi bisa juga dari sampah rumah tangga. Maka dari itu, limbah jenis ini sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Contoh-contoh dari limbah anorganik, seperti sisa sabun cuci baju atau piring, botol minuman bekas, kantong plastik, kaleng-kalengan, kertas, kain, kertas, dan masih banyak lagi.
Semakin banyak jumlah penduduk yang ada di bumi, maka akan semakin banyak jumlah limbah yang dihasilkan oleh manusia. Limbah yang semakin banyak ini bisa menyebabkan kesehatan manusia terganggu. Dengan kata lain, permasalahan pada limbah harus segera diatasi supaya tumpukan-tumpukan limbah yang ada di bumi semakin berkurang atau setidaknya bertambah secara signifikan. Contoh penanganan limbah tersebut adalah dengan mengurangi (Reduce) menggunakan kembali limbah (Reuse) dan daur ulang limbah (Recycle). Benda-benda yang sudah menjadi limbah, ternyata dapat dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain atau diolah menjadi bahan yang bermanfaat. Produk-produk hasil daur ulang akan mengurangi pengeksploitasi alam. Dengan demikian, selain mengurangi dampak pencemaran, penanganan limbah dengan cara daur ulang bisa juga mengurangi terjadinya berbagai perubahan lingkungan yang mengarah pada hal-hal yang merugikan bagi kehidupan.
1. Mengurangi (Reduce)
Semakin sering kita mengurangi pemakaian barang-barang yang menghasilkan limbah, maka limbah akan berkurang. Berkurangnya limbah akan memberikan manfaat yang baik terutama pada ekosistem lingkungan dan kesehatan manusia. Cara mengatasi limbah yang satu ini dapat dilakukan dengan cara mengurangi pemakaian plastik sekali pakai pada saat berbelanja. Alangkah baiknya, saat berbelanja menggunakan plastik yang bisa dipakai berkali-kali atau mengurangi plastik sekali pakai. Disarankan membeli barang yang tahan lama sehingga tidak mudah rusak.
2. Menggunakan Kembali (Reuse)
Tidak ada salahnya, jika menggunakan kembali barang sudah digunakan. Dengan pemakaian kembali, maka sama saja kalau kita sudah mengatasi dan mengurangi limbah. Dalam hal ini, penggunaan kembali maksudnya memperlama waktu pakai. Misalnya, botol minum yang memiliki label segitiga, sebaiknya tidak langsung dibuang, tetapi digunakan terlebih dahulu maksimal tiga kali pemakaian. Dengan melakukan hal ini secara berkala, maka sampah-sampah yang dihasilkan dari botol minuman bekas tidak begitu banyak. Selain itu, saat berbelanja sebaiknya menggunakan totebag yang dapat digunakan berkali-kali sehingga penggunaan plastik dapat berkurang secara signifikan.
3. Mendaur Ulang (Recycle)
Dengan melakukan daur ulang pada limbah-limbah yang ada terutama pada limbah anorganik. Kegiatan mendaur ulang jika dilakukan dengan baik dan benar akan menghasilkan suatu barang dengan harga yang berekonomi tinggi. Oleh karena itu, jangan pernah ragu untuk mendaur ulang berbagai macam limbah. Kegiatan mendaur ulang bisa dilakukan secara mandiri atau dikirimkan ke “bank sampah”. Bank sampah dapat diartikan sebagai tempat pengelolaan limbah anorganik yang berada di lingkungan rumah tangga.
Setiap orang yang sudah mengumpulkan sampah (yang sudah dipisah organik dan anorganik) dan memberikannya kepada bank sampah akan mendapatkan apresiasi dari bank sampah. Kemudian bank sampah akan mengolah limbah-limbah tersebut untuk menjadi barang yang bernilai tinggi. Daur ulang untuk limbah organik dan anorganik berbeda.
Pada prinsipnya, limbah organik dapat ditangani tanpa
melalui daur ulang dan dengan melalui daur ulang. Penanganan limbah organik
tanpa melalui daur ulang, artinya limbah tersebut dapat dimanfaatkan secara
langsung, misalnya sampah rumah tangga berupa sayuran dan daun-daun bekas dapat
digunakan sebagai makanan ternak. Sementara itu, penanganan limbah organik
melalui daur ulang dilakukan dengan membuatnya menjadi pupuk kompos dan biogas.
1. Pembuatan Kompos
Pupuk kompos dibuat dari limbah organikyang berasal dari lingkungan rumah tangga, seperti kulit buah, sayur-sayuran, daun, sampah rumah tangga, dan kotoran ternak. Dengan bahan-bahan tersebut, maka bisa menghasilkan pupuk kompos yang dapat menyuburkan tanaman atau tumbuhan. Proses ini dibantu oleh mikroorganisme melalui fermentasi, mikroorganisme tersebut berperan dalam pembuatan kompos yang dikenal sebagai Effective Microorganism (EM) yang terdiri atas mikoorganisme aerob dan anaerob. Kompos digunakan sebagai pupuk tanaman, bersifat ramah lingkungan, dan hasil panen memiliki harga jual tinggi.
2. Pembuatan Biogas
Biogas dihasilkan dari proses fermentasi bahan-bahan organik oleh bakteri anaerob Metalothrypus methanica (bakteri yang hidup dalam kondisi kedap udara). Pada umumnya, semua jenis bahan organik yang diproses menghasilkan biogas, tetapi hanya bahan organik yang padat dan cair homogen, seperti kotoran urin hewan ternak yang cocok untuk sistem biogas sederhana. Pembuatannya diawali dari mencampur sampah organik dan air, kemudian dimasukkan bakteri anaerob, dan disimpan di dalam tempat yang kedap udara sekitar dua minggu.
3. Daur Ulang Kertas
Daaur ulang kertas merupakan kertas yang berasal dari kertas tidak terpakai kemudian diolah menjadi kertas bermanfaat. Dengan mendaur ulang kertas maka akan diperoleh kertas yang bernilai tinggi terutama nilai ekonomi dan ekologi.
Beberapa limbah anorganik yang dapat didaur
ulang adalah sampah plastik, logam, kaca, plastik, dan kaleng. Pengolahan
limbah ini melalui beberapa tahap, yaitu sanitary landfill, incineration
(pembakaran), dan pulverisation (penghancuran). Sanitary landfill, yaitu
suatu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik,
sedangkan pada incineration, sampah dibakar di dalam alat yang disebut insinerator.
Hasil pembakarannya berupa gas dan residu. Sementara itu, pada pulverisation,
penghancuran sampah dilakukan di dalam mobil pengumpul sampah yang telah
dilengkapi dengan alat pelumat sampah. Sampah-sampah tersebut langsung
dihancurkan menjadi potongan-potongan kecil yang dapat digunakan untuk menimbun
tanah yang letaknya rendah.
Komentar
Posting Komentar